Indeks Pembangunan Manusia adalah indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu wilayah dari aspek manusia. Berikut cakupan bahasan artikel ini:
Pengertian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM atau Human Development Index (HDI) merupakan indeks komposit yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia di suatu wilayah. IPM menggambarkan bagaimana penduduk dapat hidup sehat, memperoleh pendidikan, dan memiliki taraf hidup yang layak.
Tiga dimensi utama yang diukur dalam IPM adalah:
- Umur panjang dan hidup sehat (Life expectancy)
- Pengetahuan (Expected years of schooling dan mean years of schooling)
- Standar hidup layak (Gross National Income per capita)
IPM digunakan secara luas oleh pemerintah, akademisi, dan organisasi internasional sebagai alat ukur keberhasilan pembangunan manusia serta dasar dalam perencanaan kebijakan pembangunan.
Komponen dan Rumus Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia dihitung dengan menggabungkan tiga indeks dimensi sebagai berikut:
- Indeks Kesehatan (IK)
\[ IK = \frac{\text{Usia Harapan Hidup} – 20}{85 – 20} \] - Indeks Pendidikan (IP)
\[ IP = \frac{\sqrt{Indeks~HLS \times Indeks~RLS}}{0.951} \]
Dengan:
\[ HLS = \frac{\text{Harapan Lama Sekolah}}{18} \]
\[ RLS = \frac{\text{Rata-rata Lama Sekolah}}{15} \] - Indeks Pengeluaran (IPeng)
\[ IPeng = \frac{\ln(\text{Pengeluaran per kapita}) – \ln(1.000.000)}{\ln(15.000.000) – \ln(1.000.000)} \]
Setelah ketiga indeks dihitung, IPM diperoleh dari:
\[ IPM = \left( IK \times IP \times IPeng \right)^{1/3} \times 100 \]
Metode Baru BPS 2014 dalam Penghitungan IPM
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkenalkan metode baru dalam menghitung IPM sejak 2014 yang diimplementasikan penuh pada tersebut. Beberapa perubahan penting meliputi:
- Batas atas HLS menjadi 18 tahun, dan RLS menjadi 15 tahun
- Perubahan pendekatan dari log normalisasi terhadap pengeluaran per kapita
- Penyesuaian batas bawah dan atas pada usia harapan hidup
Tujuannya adalah agar pengukuran IPM lebih mencerminkan kondisi faktual dan sebanding antar wilayah.
Kategori Indeks Pembangunan Manusia
Nilai IPM | Kategori |
---|---|
< 60 | Rendah |
60 – 70 | Sedang |
70 – 80 | Tinggi |
≥ 80 | Sangat Tinggi |
Ringkasan Capaian IPM 2024 Berdasarkan Provinsi

Berdasarkan data resmi BPS tahun 2024 (metode baru), berikut ringkasan capaian antar provinsi:
- Tertinggi: DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur (kategori “Sangat Tinggi”)
- Menonjol di Luar Jawa: Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Bali
- Rendah: Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat
Grafik yang ditampilkan dalam publikasi BPS menunjukkan ketimpangan antar wilayah masih nyata, meskipun ada perbaikan.
Contoh Perhitungan Sederhana IPM
Misal data suatu provinsi:
- Usia harapan hidup: 71
- Harapan lama sekolah: 13
- Rata-rata lama sekolah: 8
- Pengeluaran per kapita: 5.000.000
Maka:
- \[ IK = \frac{71 – 20}{65} = \frac{51}{65} \approx 0.7846 \]
- \[ HLS = \frac{13}{18} \approx 0.722 \]
- \[ RLS = \frac{8}{15} \approx 0.533 \]
- \[ IP = \frac{\sqrt{0.722 \times 0.533}}{0.951} \approx 0.652 \]
- \[ IPeng = \frac{\ln(5.000.000) – \ln(1.000.000)}{\ln(15.000.000) – \ln(1.000.000)} \approx 0.594 \]
- \[ IPM = \left( 0.7846 \times 0.652 \times 0.594 \right)^{1/3} \times 100 \approx 67.0 \]
Provinsi tersebut masuk kategori “Sedang”.
Manfaat IPM dalam Pembangunan Daerah
IPM menjadi:
- Indikator kualitas hidup non-ekonomi
- Dasar alokasi anggaran pembangunan
- Alat ukur efektivitas program daerah
IPM dan Target Pembangunan Nasional
Dalam RPJMN, IPM adalah tolok ukur utama dalam pembangunan SDM. Pemerintah menargetkan peningkatan tahunan IPM sebagai bukti naiknya taraf hidup rakyat.
Hubungan IPM dengan Indikator Lain
- Kemiskinan: IPM rendah cenderung berkorelasi dengan kemiskinan tinggi
- Indeks Gini: Ketimpangan pengeluaran bisa menurunkan IPM
- IPG (Indeks Pembangunan Gender): IPM digunakan sebagai dasar pembobot
Strategi Peningkatan IPM Daerah
Strategi utama meliputi:
- Peningkatan akses dan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan
- Penguatan jaminan sosial dan program pengentasan kemiskinan
- Pembangunan infrastruktur dasar (air, sanitasi, listrik)
- Kebijakan afirmatif untuk wilayah tertinggal
Kesimpulan
IPM merupakan alat ukur penting yang mencerminkan kondisi riil pembangunan manusia. Dengan metode baru BPS 2014, penghitungan IPM menjadi lebih presisi dan kontekstual. Pemerintah pusat dan daerah diharapkan menggunakan IPM sebagai dasar evaluasi dan perencanaan kebijakan yang inklusif dan tepat sasaran.